Pemupukan Berimbang pada Jagung, Aman dari Bulai/Bule

Pupuk Bio Optifarm mencegah tanaman jagung dari serangan penyakit bule/bulai
Tanaman Jagung Jauh Lebih Sehat Pertumbuhannya
Rekomendasi pemupukan berimbang pada tanaman jagung, usaha untuk mencegah terhadap kerawanan infeksi penyakit seperti bulai/bule yang masih banyak ditemui di lahan pertanian kita. Karena hingga saat ini masih sering dijumpai penerapan pemupukan yang dilakukan secara kurang tepat, bahkan cenderung berlebihan dan hanya bergantung pada salah satu jenis pupuk saja. Penyebabnya bisa jadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang rekomendasi pemupukan secara benar.

Penyakit akibat dari infeksi jamur Peronosclerospora maydis pada jagung
Perbandingan Tanaman Jagung yang terkena Bulai/Bule
Sebagaimana kita ketahui, penyakit bulai/bule ini disebabkan adanya infeksi dari jamur Peronosclerospora maydis yang menyerang tanaman jagung pada vase vegetatif terutama di rentang usia 14 – 40 HST. Infeksi ini berkembang saat daun terdapat lapisan air berasal dari embun terutama dibagian pucuknya, lalu infeksi ini berlanjut terlihat berkembang menjadi jalur yang sejajar tulang daun menuju kearah ujung daun. Awal gejala akan terlihat adanya konidiofor dan konidium jamur yang jelas terlihat, terutama pada pagi hari. Pembentukan konidia ini karena adanya lapisan air bebas pada permukaan daun, kondisi yang gelap dan suhu tertentu untuk Peronosclerospora maydis mampu berkembang yaitu sekitar dibawah 240 C. Proses infeksi ini terjadi jika konidia disebarkan dini hari atau sekitar pukul 02.00 – 04.00 (sekitar subuh), karena sporulasi maksimum terjadi diwaktu itu.

Penggunaan pupuk terutama pupuk N memiliki peran utama yaitu Nitrogen (N) pada tanaman untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan seperti batang, cabang dan daun terutama pembentukan hijau daun yang sangat penting dalam fotosintesis. Fungsi lainnya yaitu membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Penggunaan pupuk Urea yang memiliki kandungan Nitrogen 46 % atau ZA yang memiliki kandungan Nitrogen 20 %, apabila digunakan secara tunggal rawan menyebabkan tanaman mudah rebah dan menjadi sangat peka terhadap serangan hama juga penyakit. Kepekaan ini karena adanya peningkatan kadar protein dalam metabolisme tanaman, yang ternyata juga dibutuhkan oleh jamur sebagai sumber nutrisi dalam proses infeksinya.

Oleh karena itu usaha peningkatan produksi jagung selain melalui inovasi varietas unggul, juga harus dibarengi dengan ketepatan pemupukan secara spesifik dan ketepatan identifikasi lokasi tanamnya. Menyesuaikan jenis tanahnya atau rekomendasi setempat dan latar belakang bagaimana tingkat kerawanan terhadap infeksi penyakit bulai/bule ini. Jenis dan rekomendasi pemupukan merupakan salah satu komponen teknologi yang sangat penting dalam budidaya jagung, guna mendukung keberhasilan dalam meningkatkan produktivitasnya.

Berikut dosis dan waktu pemupukan yang umum merupakan rata-rata hasil pengamatan dibeberapa lokasi dan disesuaikan jenis tanahnya untuk kebutuhan tanaman jagung, takaran dapat berubah-ubah fleksibel sesuai hasil analisa tanah sebelum tanam atau menurut rekomendasi setempat.

Jenis Pupuk
Takaran/Dosis (Kg/Ha)
Porsi Aplikasi
Usia 0-7 HST
28-30 HST
40-45 HST
Urea
150-200 kg
25%
50%
25%
Phonska
250-300 kg
50%
25%
25%
Organik
500-1.000 kg
100%
-
-
Tanda Fisik
Jumlah Daun 3
Jumlah Daun 6-8
-

Tangki 14 L
Porsi Aplikasi Bio Optifarm ± 3 Liter/Ha
Usia Aplikasi
15 HST
25 HST
40 HST
55 HST
Dosis
3 Tutup
3 Tutup
4 Tutup
4 Tutup

Pada tabel diatas, paduan pupuk anorganik dan organik dengan ditambah pupuk cair hayati plus Bio Optifarm bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan. Mengingat hara dari dalam tanah umumnya tidak mencukupi, sehingga dengan paduan diatas akan mendapatkan hasil yang maksimal dengan kebutuhan pupuk yang lebih efisien. Pemupukan secara berimbang ini mutlak diperlukan untuk menentukan produktivitas tanaman dan pendapatan yang akan diperoleh petani. Disamping itu Bio Optifarm juga akan mencukupi kebutuhan hara mikronya dan memaksimalkan ketersediaan hara makronya, serta terdapat Streptomycetes sp yang dapat menghasilkan antibiotik sebagai antifungi. Sehingga mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, dengan mekanisme memaksimalkan penyerapan unsur hara Phospat dari dalam tanah.
pupuk organik bio optifarm terbaik untuk tanaman jagung
Tanaman Lebih Sehat, Panen Berlipat, Petani pun Bahagia
Yang sangat perlu diketahui, pemupukan semestinya tepat waktu; tepat dosis; tepat cara aplikasi; dan tepat jenis pupuknya. Karena waktu dan cara pemberian pupuk berkaitan erat dengan laju pertumbuhan tanaman, dimana saat hara akan dibutuhkan oleh tanaman dan kemungkinan adanya potensi kehilangan pupuk (kehilangan dapat terjadi melalui proses pencucian, penguapan, dan fiksasi). Hara N banyak menguap dan tercuci, hara K banyak tercuci, dan sedangkan hara P terfiksasi di dalam tanah. Maka dari itu pemberian pupuk sesuai pada tabel diatas, untuk mengurangi potensi kehilangan. Selain itu aplikasi pemupukan secara tugal atau larik lebih hemat 55-66% dibanding cara sebar atau siram (dilarutkan). Ditambah dengan penyemprotan Bio Optifarm maka akan membantu pelepasan Phospat dari ikatan tanah, dan memaksimalkan penyerapan unsur hara lainnya.

Oleh karena itu guna mendukung percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi pemupukan secara tepat dan berimbang, maka rekomendasi panduan teknis ini sangat  disarankan untuk petani...(epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemupukan Berimbang pada Jagung, Aman dari Bulai/Bule"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.