Cegah Sapi Mencret dengan Probiotik

Ternak sapi baik sapi perah maupun sapi potong merupakan salah satu usaha, khususnya peternakan rakyat yang menjadikan ternak sapi potong sebagai sambilan atau bisa dikatakan investasi sebagai nilai tambah ekonomi keluarga pada umumnya.
Hingga saat ini kebutuhan akan konsumsi daging sapi masih sangat tinggi, bahkan ada kecenderungan akan terus meningkat dengan seiringnya laju pertambahan jumlah penduduk Indonesia. Dan dari segi ekonomi, ternak sapi potong sangat menguntungkan terutama dari dagingnya, selanjutnya dari hasil ikutan seperti kulit, tulang, pupuk kandang, susu, dan lain sebagainya.
Namun karena faktor kemampuan peternak pada permodalan dan keterbatasan pengetahuan, pengelolaan yang masih tradisonal masih belum menerapkan prinsip yang baik, seperti pada kemampuan kuantitas, kemampuan kualitas, dan kualitas kesehatan ternak itu sendiri.

Pada umumnya peternakan rakyat, salah satu masalah yang sering dihadapi pada kesehatan sapi adalah mencret atau diare. Mencret pada sapi ini merupakan istilah yang mengambarkan kondisi dimana sapi akan mengeluarkan kotoran atau feses dengan frekuensi yang sering dan berbentuk agak lembek, bahkan cenderung cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu karena faktor perubahan fisiologi dan karena faktor infeksi penyakit.

Faktor Fisiologi 

Pada kali ini kami akan membahas kondisi mencret sapi yang disebabkan karena faktor perubahan fisiologi, namun dapat juga digunakan sebagai terapi yang mendukung proses penyembuhan diare/mencret yang disebabkan oleh infeksi penyakit.

Kenali gejala yang timbul pada sapi yang mengalami diare/mencret karena faktor fisologi, biasanya tidak disertai dengan adanya lendir, darah, bau busuk, cacing, dan atau ketidak normalan lainnya. Selain itu sapi masih terlihat sehat. Jika pada mencret yang disebabkan infeksi penyakit, selain akan timbul gejala tadi, tubuh juga akan terlihat kurus, pucat, dan lesu. Dari mata dan hidung juga akan keluar lendir, nafsu makan menurun, bulu kasar bahkan rontok, jalan sempoyongan dan sampai ambruk.

Penanganan 

Mencret atau diare karena faktor fisiologi biasanya dikarenakan kondisi tubuh yang sedang menurun, umumnya disebabkan oleh stres akibat adanya perubahan lingkungan sekitar. Untuk mencegah dan menanganinya, memperbaiki manajemen pengelolaan kandang sehingga akan memberikan lingkungan yang nyaman bagi sapi, seperti menjaga kebersihan kandang dan sirkulasi udara dalam kandang. Pemberian pakan yang cukup dan bernilai gizi tinggi juga bisa menurunkan tingkat stres pada sapi. Tambahan nutrisi probiotik seperti Bio Maxter juga dapat menambah kekurangan nutrisi penting lainnya yang tidak tercukupi dari pakan yang sudah diberikan.

Perlakuan pakan yang difermentasi dengan nutrisi probiotik Bio Maxter akan meningkatkan nilai gizi pada pakan dan memperbaiki kemampuan metabolisme pada tubuh sapi. Probiotik dari golongan Asam Laktat pada Bio Maxter juga terbukti secara empiris mampu memperbaiki mutu pencernaan dan meningkatkan kemampuan kecernaan pakan pada usus sapi. Sehingga sapi akan terhindar dari kembung-kembung dan mencret yang bisa menjadi pembuka pada serangan infeksi penyakit lanjutan. Pemberian cairan elektrolit dengan larutan garam, juga dapat menghindarkan sapi dari terjadinya dehidrasi lebih lanjut.

Cara penanganan ini dapat mengurangi dan bahkan bisa menjadi terapi lanjutan untuk mengatasi masalah sapi yang mencret/diare. Untuk gejala yang timbul sudah sedemikian parah bisa mendapatkan penanganan dari dokter hewan atau mantri hewan setempat.

Pemberian tambahan nutrisi probiotik Bio Maxter dari awal dapat mencegah terjadinya kemungkinan keluhan diatas, kandungan multivitamin dan asam essensialnya bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh sapi juga meningkatkan kemampuan adaptasi yang lebih baik pada perubahan lingkungan bahkan iklim yang terkadang bisa terjadi secara tiba-tiba....(epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cegah Sapi Mencret dengan Probiotik"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.