Waspada Coryza Saat Pergantian Musim, Atasi Dengan Probiotik

Gambar: Arboge.com
Setiap peternak pasti akan mengharapkan bobot ayam yang bagus dengan perbandingan nilai FCR yang kecil disaat waktu panen tiba. Namun hal ini sepertinya tidak mudah, perlu kerja keras dan manajemen kandang yang bagus (kontrol terus kondisi kandang agar ayam selalu prima dan nyaman di dalamnya), apalagi jika mendapatkan DOC dan pakan yang kurang baik ditambah iklim sekitar kandang yang kurang bersahabat.

Salah satu tantangan yang pasti akan dihadapi peternak adalah terjangkitnya penyakit Coryza atau bisa juga disebut snot dengan ditandai pilek sebagai ciri khas serangan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari golongan Gram (-) Haemophilus paragallinarum yang bersifat fakultatif anaerob (bisa hidup pada media yang tidak ada oksigen maupun ada oksigennya). Bakteri ini untuk pertama kalinya ditemukan oleh Beach pada tahun 1920 yang mana bisa menyerang hampir semua jenis unggas diantaranya ayam pedaging, ayam petelur, buras (kampung), merpati, itik dan puyuh. Coryza menyerang ayam pada semua umur, khususnya mulai umur 3 minggu sampai masa produksi.


Peringkat
Penyakit
Ayam Pedaging
Ayam Petelur
1
Coryza
Coryza
2
CRD
Colera
3
CRD komplek
ND
4
Gumboro
CRD
5
Koksidiosis
Cacingan
6
Colibacilosis
Koksidiosis
7
AI
Gumboro
8
ND
ILT
9
Colera
CRD komplek
10
Malaria
Colibacilosis

Dari data dilapangan baik pada ayam petelur maupun pedaging, penyakit Coryza masih menduduki peringkat teratas diurutan pertama. Pada ayam petelur dan puyuh, serangan penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah produksi telur. Dan pada ayam pedaging akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan ayam, sehingga ayam akan sulit mencapai berat standarnya. Kerugian lain yang akan timbul, tingginya biaya pengobatan dan ayam lebih beresiko terserang penyakit lainnya yang berakibat semakin sulit disembuhkan dan seringkali berujung pada kematian. Penyakit ini sering muncul saat puncak musim penghujan dan pada pergantian musim, akan semakin parah jika kondisi lingkungan kandang dingin dan lembab.

Penyebaran dan Penanggulangan Penyakit
Penyebaran penyakit ini sangat cepat, biasanya melalui makanan, minuman, petugas kandang dan udara. Ayam yang sudah terserang penyakit ini akan menunjukkan gejala seperti keluarnya lendir kental berwarna kuning dari hidung, ayam terlihat bersin dan sering mengguncangkan kepalanya, terlihat mengantuk dan menurunkan sayap, ayam mengorok dan susah bernafas, pernafasan menjadi lebih cepat (pendek-pendek) serta nafsu makan turun sehingga pertumbuhan menjadi lambat, juga biasanya akan diikuti dengan diare dan ayam akan kerdil. Jika tidak teratasi akan berujung pada kematian.

Tanda klinis Coryza ini memiliki masa inkubasi 1-3 hari dan outbreak pada ayam petelur berlangsung selama 4-12 minggu atau pada ayam pedaging 6-14 hari, tetapi masa ini tergantung dari tingkat keganasan/keparahan penyakit, jumlah bakteri penyebab penyakit dalam tubuh ayam atau juga lingkungan kandang yang jelek dan ada atau tidaknya infeksi sekunder yang turut menjangkiti.

Penanggulangan selama ini yaitu dengan penyemprotan pada kandang dengan disinfektan iodine dan ammonium quarterner, sedangkan pada ayam dengan pemberian vaksinasi dan antibiotik. Namun dengan penelitian lebih lanjut dan studi kasus terbaru, pemberian antibiotik (senyawa kimia untuk menghambat/menghentikan pertumbuhan bakteri/mikroorganisme merugikan) pada ayam yang terserang penyakit seperti Coryza malah memiliki resiko resistensi (bakteri penyebab penyakit menjadi kebal) yang tinggi. Pemberian antibiotik saat ini sulit untuk dikatakan rasional, mengingat budidaya ternak ini dilakukan berulang dan berkelanjutan. Karena antibiotik juga akan menghambat bahkan menghilangkan bakteri/mikroorganisme golongan probiotik yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh.

Hubungannya kenapa mikroorganisme penyebab penyakit seperti salah satunya Coryza ini menjadi kebal (resisten-red)? Karena dia juga termasuk makhluk hidup yang mana saat diberikan senyawa antibiotik, dia akan terus-menerus berusaha melawan sebagaimana makhluk hidup lainnya punya kemampuan untuk beradaptasi. Lain halnya dengan memberikan tambahan probiotik yang memang telah diseleksi dan dikulturkan dengan steril (penggunaan strain tangguh), karena pemberian probiotik akan mendominasi tubuh akibatnya bakteri penyebab penyakit tidak dapat tumbuh dan berkembang.

Kandungan Lactobacillus yang padat pada Bio Maxter akan mengaktifkan sel-sel imun seperti makrofag, limfosit, dan neutrofil sehingga ampuh dan efektif melawan serangan penyakit. Selain itu probiotik pada Bio Maxter akan memproduksi asam laktat dan asam asetat pada pencernaan dan menekan pertumbuhan Haemophilus paragallinarum, membantu tubuh melawan penyakit secara mandiri.

Selain itu kondisi ayam yang terserang penyakit biasanya akan mengalami stres berat, karena tubuh ayam akan memproduksi hormon kortisol yang mempengaruhi proses distribusi dan penyerapan nutrisi. Sehingga ayam akan malas makan dan tidak adanya pertambahan berat badan. Pemberian treatment Bio Maxter akan memberikan kecukupan enzim dan saat enzim pada tubuh ayam dalam jumlah yang cukup, dia akan membuat sel yang terkena penyakit untuk menghancurkan diri sendiri dan mempercepat proses regenerasi (pemulihan-red). Dan kandungan asam essensial dalam Bio Maxter akan menekan pertumbuhan hormon kortisol penyebab stres.

Selain pemberian dengan cara oral (lewat minuman dan pakan), pemberian dengan cara disemprotkan juga akan menambah daya penanggulangan dan pemulihan dari penyakit. Dengan konsentrasi yang lebih pekat, Bio Maxter bisa juga difungsikan sebagai desinfektan alami yang aman meskipun ayam masih ada didalam kandang....(epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Waspada Coryza Saat Pergantian Musim, Atasi Dengan Probiotik"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.