Kenali Gejala Sapi Cacingan dan Bagaimana Mengatasinya

Cacingan Akibatkan Sapi Lesu dan Kurus
Sapi Cacingan Nampak Kurus dan Lemah
Jangan anggap enteng sapi yang kena cacingan! Selain sapi nampak kurus dan lambat pertumbuhannya, juga akan mudah terserang penyakit dan kena masalah kesehatan lainnya. Padahal pakan dan nutrisi sudah cukup juga bagus, tapi sapi tidak kunjung tumbuh dengan baik, apa yang terjadi??? Anda pasti rugi tenaga dan waktu.

Apakah Anda tahu, bahwa hampir rata-rata sapi yang diternak secara tradisional (ala kadarnya) terkena cacingan? Iya, memang benar demikian. Dan kebanyakan pula dari kita memandangnya sebelah mata dan tidak menganggap serius, padahal jika tidak ditangani akan berdampak pada kerugian ekonomi yang sangat besar. Mulai dari penurunan berat badan, terhambatnya pertumbuhan pada sapi muda. Penurunan pada kualitas daging, kulit dan jeroan pada ternak potong. Penurunan produksi susu pada ternak sapi perah, dan tak kalah pentingnya yaitu bahaya penularannya pada manusia! Dari sebuah penelitian menyatakan, bahwa kasus cacingan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan berat badan per hari sebanyak 40% pada sapi potong dan penurunan produksi susu sebesar 15% pada sapi perah (Siregar, 2013). Wah...fakta ini sudah semestinya membuat kita sadar dan waspada.

Secara umum tanda dan gejala sapi yang terkena cacingan yaitu, badannya kurus; bulu kusam dan berdiri seperti ulat serit; cenderung sering kena diare/mencret atau kebalikannya malah susah BAB; nafsu makan yang turun; mengalami anemia; lesu juga lemah; dan mata sering berair. Tapi akan lebih detail lagi jika dilakukan uji feses/kotorannya di laboratorium, untuk mengetahui apakah ada telur cacing maupun larvanya yang terdeteksi. Tujuannya agar dapat dikenali karakteristik telur yang ditemukan, sehingga nantinya dapat meminimalisir kerugian ekonomi yang mungkin timbul dan pengobatannya menjadi relatif lebih mudah.
Perbandingan pada Sapi Muda/Pedet yang Sehat 
Kasus cacingan ini bisa menyerang pada semua rentang umur, namun kecenderungan umur muda atau pedet lebih tinggi dan rentan terkena karena daya tahan tubuh yang belum optimal. Infeksi ini juga berlangsung secara kronis (dalam waktu yang lama), tidak ditanganinya dengan benar dan tuntas dapat berakhir pada kematian ternak muda Anda. Dikarenakan pedet tidak dapat asupan nutrisi yang cukup dan dapat dimungkinkan kena peradangan di usus halusnya (pada kasus serangan toxocariasis), sedangkan ternak yang bertahan hidup akan mengalami gangguan pertumbuhan.

Lalu, mengapa ternak kita terkena infeksi ini dan bagaimana penanganan juga pencegahannya untuk meminimalkan kemungkinan terjangkiti kembali?
  • Kondisi Lingkungan dan Musim. Terdapat kasus cacingan ini terutama disaat musim hujan atau kondisi lingkungan yang lembab dan basah, umumnya dikarenakan manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Kondisi ini cocok untuk perkembangan telur cacing menjadi bentuk yang siap masuk kedalam tubuh sapi, apalagi kondisi ini juga mudah kita temui pada peternakan skala kecil/rumahan/tradisional dengan sanitasi dan kebersihan yang sangat minim (kotor juga becek).
  • Adanya Vektor/Inang (Perantara). Beberapa infeksi cacing yang menyerang membutuhkan inang, antara lain memanfaatkan siklus hidup siput air tawar. Saat musim hujan, siput ini dapat berkembang biak dengan baik dan meningkat jumlah populasinya. Kondisi ini bisa meningkatkan resiko serangan parasit cacing pada sapi.
  • Cara Pemeliharaan. Dari cara pemeliharaannya, sapi yang diternak dengan sistem tradisional lebih tinggi resiko terserang infeksi cacingan ini dibandingkan jika diternak secara modern. Perbedaanya, sapi yang diternak dengan cara tradisional akan digembalakan atau dicarikan rumput ditempat bebas yang tak jarang justru pada lokasi mencari rumput tersebut telah terkontaminasi larva ataupun telur cacing. Sedangkan pada pemeliharaan secara modern dan intensif, selain sapi selalu dikandangkan juga diberikan pakan pada rentang waktu tertentu oleh pemilik ternak dan dengan pakan yang biasanya sudah diseleksi. Sehingga ini dapat mengurangi resiko sapi kontak langsung dengan telur maupun larva cacing, contoh misalnya dengan tidak mengumpulkan rumput disaat pagi hari. Karena merupakan saat dimana larva cacing masih berada di pucuk rumput, sebaiknya mengumpulkan/menebas rumput diatas jam 10 atau dengan mengangin-anginkan/melayukan rumput terlebih dahulu.
  • Pengendalian dan Penanganan. Hasil maksimal pasti diiringi sebelumnya dengan usaha yang optimal dan sungguh-sungguh. Yap...daripada kasus cacingan ini berulang terus tiap tahunnya, akan lebih baik jika kita mengambil langkah yang lebih mudah dan murah, yaitu dengan memutus siklus hidup dari parasit cacing tersebut.
Program Pengobatan. Pertama lakukan pengobatan, baik pada sapi pedet maupun sapi dewasa. Langkah ini diberikan pada sapi yang kena cacingan dan juga pada sapi yang tidak kena cacingan, dimulai dari sejak pedet/sapi muda usia 7 hari dan diulang kembali tiap 3-4 bulan sekali. Ini sangat berguna sekali untuk membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidupnya.

Kebersihan dan Sanitasi Kandang. Perhatikan bagaimana drainase dan kebersihan kandangnya. Jaga agar tidak lembab dan becek, serta hindarkan dari kubangan air pada tanah disekitar kandang. Lingkungan sekitar kandang dibersihkan dari rumput liar dan rutin semprotkan disinfektan.

Pemilihan Pakan. Kualitas pakan yang diberikan juga dapat mempengaruhi tingkat kerentanan sapi terkena cacingan. Rumput maupun konsentrat berkualitas baik, akan ikut meningkatkan daya tahannya karena nutrisinya tercukupi.
Dengan melakukan langkah sederhana seperti yang kami uraikan diatas mulai dari pencegahan, identifikasi, pengobatan dan pengendalian insyaAllah kasus infeksi cacingan pada ternak sapi Anda dapat dihindari. Perlu komitmen dan kesadaran yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut!

Tambahan...setelah pengobatan dilakukan juga dapat diberikan nutrisi probiotik BIO MAXTER penggemuk sapi, ini akan membantu proses pemulihannya jadi lebih cepat. Selain itu BIO MAXTER juga sudah terbukti meningkatkan kemampuan pencernaan dan efisiensi metabolisme, sehingga penyerapan dan peredaran nutrisi ke seluruh jaringan tubuh menjadi lebih baik lagi. Pada kasus keracunan ringan BIO MAXTER juga dapat mengatasinya dan membantu proses detoksifikasinya. Sapi jadi lebih baik nafsu makannya, daya tahan tubuh juga akan meningkat, otomatis produktifitasnya juga akan naik peternak pun gembira. Dengan paduan seluruh langkah-langkah diatas dan peternak disiplin dalam penerapannya, maka tingkat keberhasilannya akan tinggi. Paling penting lagi, Anda terhindar dari sebuah “penyakit ekonomi” yang berpotensi menimbulkan kerugian cukup besar. Pilihan ada pada Anda, ☺ (epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kenali Gejala Sapi Cacingan dan Bagaimana Mengatasinya"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.