Ditemukan Hama Baru Tanaman Jagung, Hati-hati!
Waspada, Kenali dan Lakukan Tindakan Jika Ditemukan Hama Ulat Grayak Jagung |
Ulat Spodoptera frugiperda, terdapat 4 bintik berbentuk segi empat pada bagian belakang |
Sejarah singkat, ulat grayak jagung atau Spodoptera frugiperda (Fall armyworm) ini merupakan hama ulat grayak yang berasal dari daratan Amerika. Tahun 2016 penyebarannya telah sampai di Nigeria, dan pada tahun 2017 hama tersebut menyebar hampir ke semua negara yang menanam jagung di Afrika dan Afrika Selatan, hingga tahun 2018 telah ditemukan serangannya di Thailand dan Sri Lanka. Lalu Indonesia sendiri baru masuk di awal tahun 2019 ini.
Perlu diketahui, serangga atau imago ini mampu bertahan pada musim dingin dan kecepatan reproduksinya juga sangat tinggi. Larva berukuran besar dan bersifat kanibal, pada daerah yang sudah mewabah Spidoptera frugiperda ini seperti serangan invansif yang tidak diikuti musuh alaminya sehingga sangat cepat menyebar. Dan patut diwaspadai, kemungkinan hama ini masuk dalam bentuk larva terbawa produk sayuran yang diimpor.
Ulat grayak jagung (UGJ) ini tergolong hama baru di Indonesia, dan masih dinyatakan sebagai OPT karantina. Patut untuk menjadi perhatian dan kewaspadaan, bahwa ledakan populasi hama ini terjadi pada awal musim penghujan. Terutama pada awal musim tanam, apalagi jika sebelumnya terjadi musim kemarau yang panjang.
Berikut gejala dan tanda-tanda serangan dari Ulat Grayak Jagung yang dirilis oleh Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB :
- Fase Vegetatif : Serangan awal dimulai dari gerigitan daun, kemudian menyerang daun yang masih menggulung dan menyerang titik tumbuh tanaman. Kotoran yang dihasilkan coklat, ketika mengering terlihat seperti "serbuk gergaji".
- Fase Generatif : Selain menyerang tanaman utama, serangan terjadi pada tongkol dan bunga jantan dari jagung. Tanda serangan yang terlihat, adanya kotoran yang keluar dari lubang serangan dan jika dibuka akan terlihat serangan yang cukup parah.
- Menghimbau kepada masyarakat atau petani untuk menginformasikan kejadian tersebut ke petugas lapangan setempat (PPL, POPT, Mantri Tani), Dinas Pertanian, atau Departemen Proteksi Tanaman IPB melalui nomer telpon 085762424232 (cp : Nadzirum Mubin).
- Pemusnahan hama agar tidak menyebar lebih luas lagi. Yaitu sisa tanaman sebaiknya dimasukkan dalam karung atau dijauhkan dari lahan, boleh juga jika digunakan untuk pakan ternak. Tidak boleh menumpuk atau membiarkan begitu saja sisa tanaman yang terserang, karena ulat tidak akan mati.
- Lakukan pengamatan dan monitoring minimal seminggu sekali (tanamannya sering ditengok). Kegiatan ini sebagai langkah jaga-jaga dan dapat melakukan tindakan yang diperlukan secara lebih cepat. Yaitu seperti :
- Menaburkan abu sekam atau abu dapur ke bagian daun dan pada pucuk tanaman untuk membunuh ulat pada instar awal.- Semprotkan larutan gula ke tanaman jagung untuk mengundang semut predator.- Mengumpulkan kelompok telur dan ulat yang baru menetas, lalu musnahkan.
4. Beberapa laporan di lapangan, penerapan insektisida untuk pengendalian ulat grayak juga dapat dikendalikan dengan insek berbahan aktif Klorantraniliprol dan Spinetoram.
Demikian informasi yang dapat kami bagikan untuk semua sahabat petani, khususnya pada petani jagung. Semoga dapat berguna dan memberikan wawasan lebih serta proteksi pada tanamana kita, agar terhindar dari "invasi" hama Ulat Grayak Jagung ini. Salam.
Sumber : Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB dan dari berbagai sumber.
0 Response to "Ditemukan Hama Baru Tanaman Jagung, Hati-hati!"
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.