Bio Maxter Kurangi Dampak AI Pada Unggas

Seperti kita ketahui bahwa wabah flu burung atau yang biasa disebut AI (Avian Influenza), merupakan penyakit viral akut yang biasa menyerang unggas. Penyebab dari penyakit ini adalah virus AIV-H5 dan AIV-H9, dengan angka kematian yang tinggi hingga 100% utamanya pada ayam dan kalkun.

Kandang plasma populasi 4.200 ekor

Jika satu populasi kandang sudah ada yang kena, sangat memungkinkan AI ini akan mudah menyebar dan berkembang menjadi wabah. Media penyebaran virus AI bisa dari ayam yang sakit, burung dan hewan lainnya, pakan, kotoran ayam, pupuk, alat transportasi, rak telur (egg tray), serta peralatan yang tercemar juga lalu lintas manusia (anak kandang) yang tidak terkontrol.

Namun demikian terhitung sejak kemunculannya pada tahun 2003 di Indonesia, kini sudah menjadi standar pada peternakan plasma untuk menerapkan vaksinasi AI. Langkah ini sebagai usaha pencegahan yang dapat membentengi tubuh ayam dengan zat kebal (antibodi), sehingga nantinya dapat melindungi dari serangan virus AI lapang. Selain itu juga faktor manajemen pemeliharaan, seperti tata pemeliharaan dan biosecurity juga menjadi hal penting untuk mencegah masuknya AI. Pada akhirnya kemungkinan kerugian kematian tinggi dan merosotnya produksi telur pada layer dapat diminimalkan.

Pada kenyataannya beberapa daerah di Indonesia ini yang menjadi sentra peternakan unggas, sering ditemukan terbatasnya stok atau malah sama sekali belum tersedia vaksin AI secara memadai. Ini lumayan akan merepotkan peternak jika dikemudian hari, kandangnya “dihampiri” wabah AI. Seperti kejadian di salah satu peternak plasma milik bu Dian di Nabire-Papua ini, beberapa waktu yang lalu sekitar bulan Mei 2020 kandangnya juga tak luput dari virus AI. Dari total populasi ayamnya 4.200 ekor semua kena virus AI, jelas ini bukan kondisi yang baik. Disana belum tersedia sama sekali vaksin AI, otomatis dari awal budidaya juga tidak ada program vaksinasi AI. Benar saja produksi telurnya mulai merosot ke angka 84% dan mulai juga muncul banyak kematian. Alhamdulillah karena dari awal beliau sudah aplikasi Bio Maxter, sehingga respon antibodi juga tetap dalam kondisi yang terbaik. Setelah di treatment Bio Maxter dengan dosis 500 ml untuk 500 L air minum selama 2 minggu, akhirnya kematian bisa berhenti diangka 5% dan produksi telurnya juga kembali naik diangka 92% di usia ayam 57 minggu (update : 62 minggu produksi telur juga tetap stabil diangka 92,5%). Setelah kondisi ayamnya sehat, aplikasi Bio Maxter juga kembali hanya diberikan tiap seminggu hanya 3 kali masuk, jelas ini sangat irit juga efisien untuk sekelas probiotik ternak!

Testimoni langsung dari bu Dian

Bio Maxter sendiri terdiri dari banyak bakteri asam laktat dan juga dilengkapi vitamin, mineral penting dan asam amino. Bakteri asam laktat yang ada didalamnya akan mendominasi mikroflora dalam sistem pencernakan dan terserap hingga ke seluruh sel, dan ini bukan habitat yang baik bagi virus AI. Pencernaan akan kembali diseimbangkan, feed intake secara berangsur akan kembali normal, sehingga rangkaian metabolisme akan kembali meningkat dan produksi zat imun tubuh (IgA, CD4+, sel limfosit B dan T, IL-10) juga akan lebih maksimal.

Bio Maxter probiotik-sinbiotik efektif untuk peternakan

Betapa pentingnya pencegahan dan bagaimana penanganan saat sudah terlanjur kena, akan menentukan keberhasilan menghadapi serangan virus AI yang sering tidak kita duga sebelumnya. Maka dari itu sedia dan lengkapi selalu asupan ternak Anda dengan BIO MAXTER, probiotik-sinbiotik seimbang terlengkap dengan nutrisi penting yang sangat ideal. Dan sangat mudah aplikasinya untuk menjaga serta memaksimalkan hasil ternak. Terbukti! (epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bio Maxter Kurangi Dampak AI Pada Unggas"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.