Mendulang Rezeki Ditengah Musim Penghujan Yang Kurang Bersahabat (part 1)

Tawangmangu, Karanganyar dulu pernah berjaya dan menjadi sentra bawang merah asli tawangmangu. Namun kini kebalikannya, karena semakin buruknya kualitas tanah akibat dari penggunaan pupuk kimia dan obat-obatan anorganik yang berlebihan dan terjadi bertahun-tahun lamanya sehingga menggerus kesuburan alami tanah disana.

Merosotnya kualitas produksi dan tingginya perawatan yang tidak sebanding dengan harga jualnya, bawang merah tawangmangu kini kurang dilirik lagi. Paling kebanyakan tanam loncang, ketela dan wortel yang lebih murah perawatannya tidak seberapa menghabiskan biaya.

Kebesaran Illahi menganugrahkan ilmu membuat kami ingin membaginya, walau mungkin ada yang beranggapan..."ah, itu biasa".

Lokasi         : Tawangmangu
Umur          : 62 hst
Foto diambil : Jum'at, 27 Maret 2015
Luas lahan   : sekitar 1.800-an meter
Bibit umbi    : 1,3 kwintal

Plus Cuaca Ekstrim yang sering berubah-ubah.

Ada bagian yang sedikit berjamur, tapi lihat performa tanaman keseluruhan yang MANTAABBB

Setelah dipanen daunnya, selain menambah penghasilan dan juga untuk merawat umbinya. Pola semprot Bio Optifarm hanya 4 kali (1-62 hari), petaninya baru repooottt...jauh dari anjuran kami. Tapi lihat dulu kondisi bawang merahnya...lho kok...tetap maknyus????

Tetap tumbuh optimal meskipun diguyur hujan hampir tiap hari
Hasil panen daun bawang merah sebelum dipanen, tambahan penghasilan
Lahan percontohan Bio Optifarm mendapat kunjungan dari UGM

(epm)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mendulang Rezeki Ditengah Musim Penghujan Yang Kurang Bersahabat (part 1)"

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya, saling berbagi tak pernah rugi.